Seni di Sampul Buku

 
Oleh Rhoma Dwi Aria Yuliantri
"Adalah bentuk yang merubah materi menjadi isi. Isi bukanlah titik tolak dari pembuatan sebuah buku, tetapi titik akhirnya. Bentuk bukanlah jubah bagi isi, tetapi tulang punggung atau kerangkanya” (Best Dutch Book Desain). Falsafah inilah yang menjadi salah satu tesis dewan juri Best Dutch Book Desain (Desain Buku Belanda Terbaik).
Sampul luar buku (jaket) biasanya digunakan sebagai bahasa visual buku yang menggambarkan dan mengekspresikan isi buku, atau memiliki nilai komersial yang menentukan bagi keterjualan sebuah buku.  Namun demikian, jaket sebuah buku cenderung dianaktirikan oleh penerbit. Penerbit biasanya lebih melihat dari segi komersial dengan memperhatikan keinginan pasar.
Cerita desainer sampul buku dari Jogja,  Edi Santoso, yang sudah membuat 1000 sampul buku: ”Pembayaran desain buku, kadang tidak profesional, standar, dibeli putus tanpa royalti seperti penulis. Bahkan kalau ada plagiasi produksi dasainernya harus menanggung sendiri. Sedangkan untuk produksi karya original, foto misalnya, kira-kira habis 1 juta. Kalau kita ambil foto orang untuk  desainnya dan ketahuan kita (desainer) yang menanggung sendiri. Desain sampul sendiri dihargai di bawah 1 juta.”
Pengabaian pada sampul luar buku juga kita lihat pada buku-buku yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga resmi pemerintahan, buku-buku pelajaran dan kuliah. Mereka nampaknya tak sadar bahwa sebuah desain sampul luar dapat dapat menjadi daya tarik minat pembaca.
Sampul buku bisa menjadi ruang seni, tempat para seniman menuangkan imajinasi dan memberikan ruang berekspresi. Bukan untuk sekadar alasan komersial, tapi membuat pembaca memberikan sesuatu yang lebih berharga, yaitu penghargaan atas sebuah karya visual. Namun demikian, eksperimen desainer terkadang  dibatasi oleh pihak Penerbit. Edi Santoso mengatakan bahwa tidak semua penerbit memberikan kebebasan  pada desainer dalam menampilkan visual. Kebebasan visual tak lagi buat seni tapi komersial”.
Di pelbagai negara, setiap tahunya sering dilakukan seleksi desain buku terbaik. Buku-buku hasil seleksi setiap negara dapat ikut serta dalam kompetisi buku internsaional Schonste Bucher aus aller Welt di Leipiz (Jerman). Setiap tahun, sebuah juri internasional yang terdiri dari tujuh anggota bertemu selama dua hari di bulan Februari untuk menilai 600 sampai 700 buku dari 30 sampai 35 negara, Juri akan memberikan penghargaan kepada 14 buku dengan Goldene Latter (Huruf Emas) sebagai hadiah utama. Selain itu juga diberikan hadiah mendali emas dan perunggu. Buku-buku yang menang dalam kontes ini juga dipamerkan.
Di negeri Belanda, sejak tahun 2001 para penjual buku di Negeri Belanda memilih Sampul Buku Terindah dari tahun sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian pada pentingnya sampul bagi penerbit dan pedagang buku pada umumnya. Pada pameran ”Best Dutch Book Desain” yang diadakan di Universitas Kristen Duta Wacana kita dapat melihat buku-buku dengan desain dan sampul terbaik sampai 2 November 2009 mendatang. Namun sayang sampul luar (jaket) menjadi korban pengabaian di Indonesia.***

Rhoma Dwi Aria Yuliantri (Peneliti sejarah)

0 Response to "Seni di Sampul Buku"

Posting Komentar

Search

Powered by Blogger